Annelies Marie Frank

Ada banyak cerita di balik tragedi Holocaust. Kengeriannya bisa diurai dari banyak sudut. Karena saya mahasiswi hukum, Holocaust sering saya perbincangkan sebagai salah satu contoh genosida dalam materi Hukum Humaniter dan HAM. Tapi, sesungguhnya Holocaust masih menyimpan banyak sisi lain. Salah satunya Anne Frank. Annelies Marie Frank.



Anne adalah salah satu korban Holocaust. Tanpa mengurangi kepedihan yang dialami korban lain, namun pada faktanya memang Anne-lah korban yang paling banyak diperbincangkan. Kisahnya banyak menginspirasi orang lain. Usianya Anne baru 15 tahun pada saat pembantaian Nazi menimpa dirinya. Riwayat korban lain ikut terbakar pada peristiwa naas tersebut. Tapi tidak bagi Anne. Kisahnya terus berlanjut dan dikenal dunia justru setelah ia tiada.

Anne bersembunyi dalam ruangan sempit bernama Achterhuis, dimulai pada tahun 1942. Sejak saat itu, praktis Anne hanya menghabiskan waktunya dengan membaca dan menulis. Ia mencatat semua yang dilaluinya dalam sebuah buku catatan harian yang dihadiahkan kepadanya saat berusia 13 tahun. Catatan itu berisi tulisan mengenai diri Anne, keluarganya, kehidupan di bawah kendali Nazi dan beberapa romansa yang ia rasakan. 

Buku tersebut sama halnya dengan catatan harian lainnya. Namun yang menarik adalah bahwa Anne menyadari, dalam ruangan sempit dan harus hidup terkurung di dalamnya, tak banyak yang bisa ia ajak bicara. Ia merasa tak memiliki kedekatan emosional dengan orang-orang yang juga hidup dalam tempat persembunyian tersebut. Ia memilih untuk bercerita pada buku hariannya dan mempercayai bahwa kertas memiliki stok kesabaran yang melimpah-ruah ketimbang manusia.

Because paper has more patience than people.” 
-Anne Frank-

Setelah ia meninggal, ayahnya, Otto Frank berusaha untuk menerbitkan buku harian Anne. Buku tersebut kemudian dikenal seluruh penduduk dunia dan menjadi salah satu buku yang paling banyak dibaca.  Meskipun tragedi Holocaust masih menjadi polemik, namun kisah Anne tetap menginspirasi jutaan manusia di bumi ini. Bahwa sejarah adalah milik pemenang, mungkin harus dikoreksi. Sejarah adalah milik mereka yang menulis. 

Meskipun Anne telah meninggal, namun sampai sekarang ia masih hidup dalam benak banyak orang. Tak ada yang ingin bertukar tempat dengan Anne. Tapi membaca tulisannya membuat kita bisa menebak bagaimana rasanya menjadi dia. Menulis memang hebat, iya kan?



3 Shout:

  1. sejarah adalalag milik mereka yg menulis. dan sejarah jg milik mereka yg berkuasa.

    pernah tau soal revisionis? sebagai muslim yg intelek harusnya km tau dan ga telan smua tentang holocaust mentah2.

    Banyak bukti yg ngelawan kebenaran holocaust dr segi jumlah korban. Banyak bukti jg tentang kebohongan buku anne frank. update kah pengetahuanmu?

    salam
    Indrajati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apapun kontroversinya, saya suka moral ceritanya.

      Hapus

Saya cinta mereka yang diam...tapi kalaupun ingin komentar mohon yang sopan :)