Kau



Perpisahan selalu gagal menyelamatkan kita dari ingatan tentang pertemuan. Maklumi aku, jika di kepalaku sekarang bersarang ingatan saat kita pertama bersitatap. Kau menyeramkan, sungguh. Saat itu aku berpikir salah orang. Kau bukan "dia" yang kutunggu. Tapi saat kau bersuara, aku sadar "dia" benar-benar kau. Telingaku mengenalimu, meski mataku tidak. Dan sayangnya, aku perempuan yang telinganya lebih dekat ke hati ketimbang mata. Aku selalu mudah jatuh cinta pada mereka yang di mulutnya banyak madu. Bukan mereka yang wajahnya rupawan. Sayang sekali... 

Apa yang lagi yang ada di kepalaku saat kita pertama kali bertemu? Aku memperhatikan gerak wajahmu saaj tersenyum. Mungkin kau masih ingat, aku bilang saat kau tersenyum, kau hanya menarik salah satu sudut bibirmu. Sedangkan yang lainnya tetap ada di tempatnya. Kau tersenyum seperti seseorang yang sinis. Dan ternyata benar, sepanjang hubungan kita, kau tak bisa berbaik sangka pada apapun.


Edit: Ini tulisan lama, sejak lahir ada di draft. Diketik ketika kelahi dan tidak dihapus ketika membaik. Biar deh, jadi kenang-kenangan waktu.



0 Shout:

Posting Komentar

Saya cinta mereka yang diam...tapi kalaupun ingin komentar mohon yang sopan :)