Mungkin
kau tak tahu, setiap perpisahan itu menyisakan sepotong takdir di dalam
kepala. Mereka yang ditinggalkan berkarib dengan banyak tanya, sesekali
dakwaan:
Besok, kita tak lagi saling besuk.
Kau
mungkin bahagia, tak akan ada lagi yang akan mendebat selera musikmu.
Tak akan ada lagi yang melawanmu dengan argumen kanak-kanak. Tak ada
lagi yang harus kau sogok piknik jika ia panik. Tak ada lagi yang
membebanimu dengan es krim di setiap lekukan jalan yang dihuni
minimarket. Kau juga tak perlu lagi memohon hanya karena mood
perempuanmu yang dirampok bulan. Kau bahagia. Kau seharusnya bahagia.
Aku lara..
Aku ingin kita tetap saling berbisik
kabar. Tapi tak ada pak pos yang bisa menyambangi laut. Dan, selulermu,
mungkin kelak, melulu gagal mendeteksi sinyal. Salahkah jika aku berpikir kita sial?
0 Shout:
Posting Komentar
Saya cinta mereka yang diam...tapi kalaupun ingin komentar mohon yang sopan :)