
We arguing, but we still in love... :)
Gambar ini mengingatkan saya pada ibu. Kami sering berdebat. Tentang apa saja. Mulai dari baju apa yang harus saya kenakan, jilbab apa yang harus ibu pakai dan bahkan sampai urusan personal ibu dan suaminya. Perempuan itu, entah apa yang ada di kepalanya. Ia menyayangi saya, putrinya satu-satunya dengan cara yang aneh. Ia melindungi saya dengan cara yang aneh. Ia membesarkan saya dengan cara yang aneh. Dan jadilah saya, perempuan maha aneh yang selalu berdebat dengannya. Tapi ibu melindungi saya dengan caranya sendiri. Sama seperti pria di atas. Ia masih menyodorkan payung untuk pasangannya. Cinta itu, seperti itu...
Kata orang, hubungan batin antara anak yang disusui ibunya jauh lebih dekat ketimbang yang tidak. Entahlah, ibu tak pernah menyusui saya. Kami dipisahkan kota. Saya tumbuh bersama nenek awang, begitu saya menyebutnya. Saya hanya mengenal ibu di setiap liburnya. Ia memang melanjutkan kuliahnya setelah melahirkan saya. Tapi, hubungan batin kami kuat.
Saya menyesal, pernah memintanya untuk berhenti menelpon setiap hari lantaran saya merasa sudah dewasa. Saya bilang, untuk orang dewasa, mungkin sms saja cukup. Dia memang berhenti menelpon dan bertanya semua hal yang saya jalani seharian penuh. Dia mulai belajar sms. Saya mencintainya. Meskipun saya masih lebih mencintai nenek. Kami 3 perempuan lintas generasi dalam satu rumah kayu sederhana yang nyaman. Kami saling mendebat satu sama lain. Tapi kami saling mencintai...
Banyak hal berat yang dilalui ibu. Aku tahu, tidak dari mulutnya. Tapi dari cerita saudaranya. Kami jarang berpelukan, kami jarang saling mencium, tak ada ucapan selamat ulang tahun di setiap hari jadi kami. Tapi keluarga kami hangat dengan caranya sendiri. Ibu, perempuan yang susah payah menggunakan sms itu pernah mengirimi saya surat. Surat yang panjang berisi doa.. dan semua harapannya.. Dia mungkin sedang rindu. Tapi tak juga menelpon pun sms. Dia bukan perempuan terbaik, tapi bagi saya dia cukup. Semua hal yang "terlalu" itu tak baik. Ibu menggenapi cinta saya yang mungkin lebih berat ke nenek.

Semoga Allah melindunginya.. semoga ia menemukan cara untuk berkunjung ke blog ini dan membaca fakta bahwa putrinya, orang yang selalu mendebatnya, sangat mencintainya....
Saya merindukannya, rindu yang diam.
0 Shout:
Posting Komentar
Saya cinta mereka yang diam...tapi kalaupun ingin komentar mohon yang sopan :)