Edisi Terima Kasih, Kekasih!


Masih terjaga semalam ini, saya sedang menunggu.. :)

Kata seseorang: "Jangan mengencani penulis, sebab saat hubungan kalian memburuk, ia dengan senang hati menjadikanmu tokoh paling mengerikan dalam tulisannya.". Saya mengamini kalimat ini. Tapi ternyata bukan hanya mengencani penulis yang berbahaya! Bersahabat dengan mereka pun sama ngilunya! Mereka mampu membungkam kisah dalam kata. Dan saat kisah itu berulang, ketidaksengajaan yang usil mengajakmu berkunjung ke arsip-nya. Seketika kau diserang getir yang lebih tepat disebut petir. 

Seperti malam ini, saya baru menyadari kalau seorang sahabat banyak menulis tentang saya. Tulisan yang, sayangnya, baru sempat terbaca sekarang. Maaf, saat itu saya sedang belajar merelakan.. Ijinkan saya menampungnya di sini. Membacanya saat mata sedang ribut berebut air. Lihatlah, kau mirip Mario Teguh sekarang. :P


BUAT PUTrisiPUT
by Inayah Mangkulla on Friday, May 2, 2008 at 3:57pm


Tak mampu melepasnya walau sudah tak ada
Batinmu tetap merasa masih memilikinya
Rasa kehilangan hanya akan ada
bila kau pernah merasa memilikinya…

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
bila kau pernah merasa memilikinya…

Kupastikan kau bertanya lagi : “Siapa puisi itu, Dak? Tulisanmu?”. Hahaha, tenang! Sekarang saya ternyata masih belum bisa melompati kelihaianmu bermain kata-kata. Dasar kamu! Banyakan lagu luar sih… Itu lagunya Letto judulnya Memiliki Kehilangan. Memang tidak terlalu hits. Tapi bagiku cukup dalam. Hahaha dasar penjahat kata. Mana bisa jadi penulis handal kalau dengar musik terus. Banyak penulis yang memvonis bahwa musik bisa membuat menjadi malas menulis. Bahkan ada seorang teman berkata musik dapat membutakan hati… au ah…, Ternyata kita berdua masih gila musik. Kalau katanya Fadly Padi : ‘Music is My Soul!’ wow, yeah!

“Rasa kehilangan hanya akan ada, bila kau pernah merasa memilikinya”. Jadi jika kau menyukai sesuatu, maka jangan terlebih memilikinya. Saya pernah merasakannya, empat tahun yang lalu. Saya bangga memiliki seorang Bapak, tapi bisa mengalahkan rasa pedih saat dia pergi. Sekarang saya berfikir ingin menjadi pihak yang pergi daripada ditinggal.


Jika seseorang bercerita kepadaku tentang seseorang yang dia miliki, maka saya diam-diam dalam hati ‘sedikit’ mengasihaninya. Maka, maaf jika kau bercerita tentang Malaikat Tukang Ketawamu saya tidak terlalu meledak-ledak untuk tahu tentang dirinya. Saya mau berperang dengannya. Dialah yang merampas Putri Siput dari pangerannya.

Maka… jangan pernah berpikir tentang kepemilikan, tapi bayangkanlah mengenai kehilangan.

Ci…, milikilah saya!




Pangeran Badak





Untuk NONA SIPUT
By Inayah Mangkulla Wednesday, November 11, 2009


Dalam sebuah tidur

Maaf, aku mengganggu tidurmu dengan menyelinap ke dalam mimpimu. Ini balasan untukmu karena kau telah mengganggu kenyamanan pertemuan kita (kau 'Siput', 'Keong', dan saya 'Badak') tanpa kehadiranmu. Telefon genggammu juga sering tidur, mungkin kesadaranmu sering juga kau istirahatkan. Dasar tukang tidur!

Saya malah menyangka-nyangka, kau adalah reinkarnasi dari Putri Tidur. Yang lahir dengan 'kutukan' dari Tuhan, entah itu 'kutukan' baik sekaligus 'kutukan' buruk, semua makhluk takdirnya demikian. Sampai suatu hari, jarum yang kau pakai merajut rasamu menyasar ke salah satu jarimu. Kau terlalu asik merajut, yang malah jadi cikal bakal jurang bagimu. Beberapa kali mantra "Jangan terlalu dalam menggali rasa karena niscaya lubang itu ternyata untuk mengubur dirimu sendiri nantinya!" dibacakan kepadamu, tapi tak ampuh-ampuh juga. Beginilah akibatnya!

Siput seperti berkata sesuatu, tetapi dia sama sekali tak bersuara

Hahaha, ini hanya mimpimu Siput! Aku yang berkuasa di sini, kau tak bisa mencela-cela cara tertawaku seperti pada makan coto bersama kita beberapa kali. Ayoo bangun! Perjuangkan cita-citamu. Kau bodoh jika menunggu sang pangeran yang membangunkanmu dengan ciumannya. Apa yang kau bisa lakukan dengan 'hanya' tidur?

Saya tahu... Saya tahu... Tidur bagimu lebih nyaman daripada menghadapi kenyataan. Ayolah! Jangan bangun saat matahari sedang mengakak panas menyengatmu. Sambutlah matahari sehingga dia tersenyum hangat padamu di awal pagi karena telah merasa berharga telah ditunggu olehmu. Sinar ajaibnya akan segera tiba setelah bayangan dirimu dengan senyum paling indah terbingkai jendela kamarmu sampai ke matanya. Sinar ajaib itu, semoga bisa menyembuhkanmu! Ayolah bangun...

Saya sangat mengerti, kamu merasa keadaan selalu melenceng dari harapmu. Orang-orang disekitarmu keliru membahagiakanmu. Ayo... bangunlah! Sekitarmu memang tak memahami cara membahagiakanmu, maka bahagiakanlah dirimu sendiri!


*Puuut, jika bertemu dengan rencana rajutan 'cinta'mu yang baru, jangan kaurajut dengan tergesa ya, jangan terlalu semangat. Nanti jarimu tertusuk lagi dan kau memilih untuk lebih baik tidur lagi. Awas ya!


Nayah, ini sudah 2013 dan saya mengulang kisah yang sama. Tapi tidak ada tidur lagi. Kali ini judulnya bukan "Belajar Merelakan" tapi "Mencari Valeri". Baiklah, sebut saja sesi ini semacam ritual berbagi arsip. Tulisanmu mantra. Perlu banyak ruang agar sihirnya bertamu di kepala orang lain. Oh iya, apa kau sudah menerima sepaket terimakasih yang aku selip di bawah bantalmu? Terimakasih telah menyelamatkan ingatanku. Terimakasih sudah menampung tulisan "Mari Dekatkan Telingamu". Saya lupa ia pernah lahir dari rahim kepalaku. 


MARI... DEKATKAN TELINGAMU!
#Valeri Ardian

Aku tahu sebuah rahasia
Kau tahu....
Kenangan punya banyak pegawai..
Tak digaji tapi kerja mereka brilian..
Membuatmu seakan hidup di dunia yang sempit
sembari terus melenguh “Dunia selebar daun kelor”
Dan kurasa semua pegawainya pastilah atlit maraton
Sejauh apapun berlari, ia akan terus membuntutimu...
suka atau tidak.
 


3 Shout:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. jiaaaahahahaha...
    justru saya sekarang mungkin tak takut lagi kehilangan apapun, sepertinya semua yang berharga telah pergi, Ci! yang kulakukan hanya menjaga sekadarnya yang masih ada, kubiarkan mereka.
    mungkin bukan kata yang terlalu diqueto2kan, tapi saya menyukai sebuah kalimat di lagu Im My Lifenya (The Beatles) >>> SOME FOREVER NOT FOR BETTER
    tak punya arti dalam bahasa inggris mungkin (saya beleng englisy) tapi potongan lirik ini penyemangat untukku.. ahahaha.

    yang jelas, jika orang lain terbelit masalah, kita hanya MARIO TEGUH. tapi sehebat apapun nasehat, sehebat apapun yang mengatakannya, tetaplah nasehat yang paling mujarab itu adalah "keadaan" itu sendiri.

    BalasHapus
  3. Abadi itu tak selamanya baik, mungkin begitu :D

    iya..

    BalasHapus

Saya cinta mereka yang diam...tapi kalaupun ingin komentar mohon yang sopan :)